Thursday, February 14, 2008

Bangun Jiwa Raga Selaras Lingkungan

Amanat 1 Muharam 1429 H,
Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang

Dalam rangka menyematkan semangat peduli lingkungan, Al-Zaytun mencanangkan program sehat keliling Jawa sambil menebar bibit pohon.

Sejak pertama Tuhan menciptakan bumi dan seisinya, manusia diciptakan sebagai mahluk yang terbaik secara rohaniah dan jasmaniah. Sudah menjadi fitrah manusia, memiliki perasaan tunduk kepada Yang Maha Tinggi. Prinsip monoteisme, selari dengan filosofi bangsa ini, yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Semua bangsa meyakini kebenaran sejati. Semua agama-agama menunjukan adanya kebenaran sejati. Berbagai agama lahir untuk mengatur kehidupan bersama. Tuhan Yang maha Tinggi pasti memuliakan seluruh keturunan Adam.

Selanjutnya adalah Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Maka penghapusan semua bentuk diskriminasi menjadi cermin sikap yang tegas. Semua hak azasi manusia dilindungi dengan azas demokratisasi sehingga tercipta pembangunan yang adil berimbang, mementingkan segi manusiawi, dan berkelajutan. Perlu dikembangkannya rasa cinta untuk kemanusiaan dan lingkungan, sehingga tercipta kesadaran tentang pentingnya hidup dalam harmoni dengan lingkungannya.

Meski pembelajaran demokratisasi masih terus berproses, kita patut mendukung tujuan mulia, meraih Persatuan Indonesia. Kemajemukan bangsa bukan berarti diferensiasi. Membela negara adalah kewajiban kita bersama. Wahai bangsa Indone­sia, marilah kita bersatu dengan adil dalam musyawarah. Bangsa kita, bangsa Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke yang isinya bermacam-macam, sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia. Kebebasan untuk menjalankan keimanan masing­masing, itulah pengikat Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Itulah Jembatan Emas yang harus dilalui agar tidak terjadi apa yang diramalkan oleh orang, bahwa Indonesia akan hancur pada tahun 2015.

Pertikaian dan perselisihan bisa saja terjadi, namun dengan saling menghormati dan memahami bisa menjadi jembatan menuju Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Jadi pemimpin harus dihormati. Dihormati, bukan dijadikan mitos. Nilai-nilai luhur yang diungkapkan tadi merupakan langkah menapaki jenjang Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Jika semuanya terwujud, proses pada semua aspek akan mengarah pada keadilan yang selaras dengan perdamaian. Setiap warga negara secara rasional menghormati martabat manusia dan bisa saling berbagi komitmen pada persamaan dan berusaha ke arah tujuan bersama, jalan bersama Jembatan Emas mempersatukan cita-cita bangsa kita.

Itulah yang disebut dengan moral. Jembatan yang mempunyai kekuatan yang berperan sebagai alat pemersatu bangsa. Prinsip-prinsip teguh yang menjadi manifestasi pembangunan jiwa raga bangsa in di masa sekarang dan mendatang.

Di tengah perubahan global yang menderas, perubahan-perubahan dan tantangan di masa mendatang memerlukan Jembatan Emas pemersatu bangsa yang majemuk ini. Dengan berusaha sedaya-upaya untuk menuju pembangunan berkeadilan diperlukan filosofi misi yang mencakup seluruh golongan, seluruh ras, seluruh bangsa bisa hidup berdampingan dengan damai dan sejahtera. Di tengah arus globalisasi, Indonesia dengan ciri-ciri kebudayaan an sosio-ekonomik yang unik, haruslah tangguh menghadapi tantangan­tantangan yang terus meningkat. Dengan menerima perbedaan­perbedaan yang ada dalam bangsa ini, maka kita akan segera menyelesaikan isu-isu perdamaian, demokrasi, hak azasi, dan pembangunan berkelanjutan dengan sesegera mungkin. Memegang teguh supremasi aturan dan ajaran Ilahi, toleransi menghormati hak asasi tiap manusia akan menuju keadilan dan kedamaian.
Menata Lingkungan

Tahun barn Hijrah 1429 ini adalah tahun baru milik semua. Di pembuka tahun baru Hijriyah ini ditandai dengan kegairahan dan semangat untuk menata alam lingkungan lebih bijaksana. Memasuki tahun barn kita sematkan semangat peduli lingkungan, menebar bibit, menanam pohon. Menata lingkungan adalah manifestasi membangun jiwa raga bangsa, untuk hari ini dan masa mendatang. Bibit yang ditanam, tidak semata-mata ditanam. Harus disiram, dipupuk dan dipelihara supaya tumbuh kuat.

Dalam rangka itu, Al-Zaytun mencanangkan program sehat sambil menata lingkungan. Bersepeda sehat keliling Jawa sambil menebar bibit pohon. Bersepeda menguatkan jantung, sekaligus melawan pengrusakan alam yang sedang diancam pemanasan global. Tanggal 1 Juni mendatang, Al-Zaytun akan mengayuh sepeda menjemput asa, menjemput semangat hidup untuk membuat lingkungan ijo-royo-royo. Di bawah bendera ASSA (Asosiasi Sepeda Sport Al-Zaytun) yang diresmikan tepat 1 Muharram, Al-Zaytun mengajak semua pihak tanpa kecuali untuk bersepeda keliling Jawa menanami bibit pohon sambil menebar makna pembangunan berkelanjutan. ASSA sebagai wahana untuk menyosialisasikan sikap hidup yang cinta kemanusiaan dan lingkungan.

Disadari atau tidak, bangsa Indonesia dari masa ke masa sudah masuk ke dalam ruang pembangunan. Karena membangun bangsa pada prinsipnya sinergis terhadap kondisi manusia dan lingkungannya. Membangun dalam keadaan krisis lingkungan seperti ini perlu dicermati penataan kembali program-program keseimbangan alam dan kehidupan lingkungan secara holistik dan dinamis yang meliputi: manusia, alam, segi sosial, dan dunia secara keseluruhan. Menciptakan kesadaran lingkungan akan memperluas pembangunan dan kontinuitas antar-ras manusia. Sehingga tercapai interaksi dinamis antara perubahan-perubahan menuju perbaikan umat secara keseluruhan.

Bersepeda menjemput asa (hidup), seperti deru roda pembangunan yang serasi, selaras dengan lingkungan. Bersepeda bersama, beriringan, memupuk rasa kebersamaan dan persaudaraan sambil menata hidup bersama. Menghijaukan lingkungan secara kebersamaan, tak kecuali siapapun, akan menghidupkan semangat hidup bersama sehingga kita semua tak pandang bulu bekerja sama untuk memperoleh instrumentasi pengertian belajar hidup bersama harmoni dengan alam. Mengayuh kesempatan-kesempatan untuk terus memperluas proses nilai-nilai universalitas.

Keragaman tradisi dan budaya bangsa ini menyimpan banyak kearifan terhadap lingkungan. Orang Aceh bilang tanah air itu kendi. Karena kendi itu adalah tempat di mana kita berdiri, artinya menjunjung nilai kearifan terhadap lingkungan tempat kita tinggal . Kita harus mempertahankan persatuan masyarakat desa, kesatuan seperti bulatnya pembuluh air. Saling sapa dalam damai. Itulah semangat dan pesan 1 Muharram yang harus hidup dalam jiwa kita.

Tahun baru 1 Muharram ditandai banyak perubahan-perubahan. Semangat perubahan itulah yang dimaksud 'hijriyah' itu bagaimana hakekat adanya pertumbuhan dengan adanya perubahan sesuatu yang lebih baik lagi.

Mahad Al-Zaytun terus mengajak untuk bersikap terbuka pada proses pembelajaran. Belajar memahami demokrasi, belajar menghormati pemimpin, belajar hidup bersama yang harmonis, belajar mencintai alam dengan menata lingkungan. Kita menanam bibit pohon untuk puluhan tahun ke depan. Kita mendidik umat untuk membangun jiwa raga manusia yang bijak bestari.

Sumber : Majalah Berita Indonesia Edisi 54, Tahun 2008

0 Comments:

Post a Comment

<< Home