Thursday, February 14, 2008

Perjuangkan Keeratan Bangsa

Perayaan 1 Muharam 1429H di Al-Zaytun

Bangsa Indonesia yang bhinneka dipastikan akan tetap tunggal ika karena dipersatukan oleh Pancasila. Pidato 1 Muharam 1 429 H, Syaykh AI-Zaytun AS Panji Gumilang secara tegas menyebutkan, kepatuhan kita menjunjung tinggi Pancasila akan mematahkan mitos atau ramalan para peramal, yang menyebutkan Bangsa Indonesia akan bubar tahun 2015 seturut mitos siklus 70 tahunan. Para bapak pendiri bangsa dengan kearifan yang dimiliki mewariskan Pancasila sebagai satu-satunya pemersatu semua anak bangsa, demi menjadikan Indonesia yang kuat. Siapapun warga bangsa, apapun agama, suku, ras, etnis, Bahasa, budaya, asal-usul, atau keyakinan dan kepercayaannya bebas memiliki tujuan yang sama yaitu menjadikan
Indonesia yang jaya.

D i hadapan lima puluh ribu lebih anak-anak bangsa yang hadir merayakan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam 1429H di Al-Zaytun, bertepatan dengan Kamis 10 Januari 2008, Syaykh Al­-Zaytun Dr. Abdussalam Panji Gumilang menandaskan Pancasila adalah sebuah kekuatan yang berperan sebagai alat pemersatu bangsa. Syaykh secara khusus mengangkat keluhuran nilai­nilai Pancasila untuk mematahkan mitos yang pernah dilontarkan oleh segelintir orang yang meramalkan Indonesia akan bubar sebagai bangsa dan negara pada tahun 2015, mengikuti siklus 70 tahunan.

Pidato penegasan bahwa Pancasila adalah jembatan emas, disimak betul oleh tokoh-tokoh yang hadir sebab mereka ingin menjadikan dan melihat Indonesia terbentuk kuat, luar dan dalam. Mereka, antara lain Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud, tokoh koperasi dan cendekiawan muslim Adi Sasono yang juga mantan Menteri Koperasi era Presiden B.J. Habibie, serta Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal Dr. Ace Suryadi.


Tokoh-tokoh tersebut bersama segenap eksponen Al-Zaytun menyatu bersama puluhan ribu santri beserta orangtua masing-masing, yang sengaja datang dari seluruh pelosok tanah air untuk merayakan tahun baru secara meriah. Demikian pula para kaum muslim dan muslimat yang tergabung dalam berbagai kelompok pengajian dan majelis taklim, datang dari seluruh Indonesia untuk melihat kemajuan pendidikan terpadu sistem satu pipa yang berbasiskan pesantren namun dikelola secara modern di AI-Zaytun. Kedatangan mereka sambil menikmati pula wisata rohani di sebuah pesantren yang terpencil di desa.

Tak sedikit dari antara kaum muslim dan muslimat secara spontan merogoh kocek lalu memberikan sumbangan agar Indonesia yang kuat dapat dibangun melalui pendidikan yang bersemangatkan kepesantrenan. Kampus Al-Zaytun yang diciptakan sebagai pusat pendidikan dan pengembangan budaya toleransi serta pusat pengembangan budaya perdamaian, mereka nilai sangat cocok sebagai tumpuan meraih cita-cita bangsa bersama. Tak ketinggalan, hadir pula ribuan warga masyarakat dari desa sekitar yang sangat mendukung keberadaan kampus Al-Zaytun sebagai pusat pendidikan dan perekonomian rakyat. Paling tidak selama sembilan tahun terakhir mereka sudah turut merasakan perbaikan tingkat kehidupan dan pendidikan. Dengan penampilan apa adanya, mereka berkenan hadir karena rindu mendengarkan wejangan dari pemangku pusat pendidikan terpadu Al-Zaytun, Syaykh AS Panji Gumilang.

Mereka menampakkan muka dalam dua kesempatan, pada malam tahun baru dan puncak peringatan tahun baru hijriyah. Khusus pada kesempatan pertama, usai mendengar tausiyah dari Syaykh mereka dengan suka cita pulang sambil membawa oleh-oleh khusus berupa boboko berisikan makanan lengkap dengan sayuran, kerupuk, dan lauk-pauknya.

Wujud Kebersamaan

Kemeriahan sudah mulai terasa sehari menjelang perayaan. Dan puncak perayaan Tahun Baru 1 Muharam 1429 Hijriyah berlangsung meriah sekaligus khidmat. Beragam jenis kendaraan pribadi dan bus angkutan umum berbagai ukuran terlihat lalu lalang membawa warga yang ingin merayakan peristiwa terpenting dalam tahun kalender hijriyah Mi. Kedatangan mereka disertai spanduk-spanduk bertuliskan nama rombongan dan asal­usulnya. Dari beragam spanduk itulah diketahui peserta perayaan berasal dari seluruh pelosok Tanah Air, bahkan ada dari mancanegara atau penjuru dunia lainnya.

Kedatangan tamu-tamu terhormat disambut antusias oleh para santri yang membentuk kepanitiaan di bawah koordinasi Presiden Santri Al-Zaytun. Masing-masing tamu didata dan diberikan identitas selama berada di Kampus Al-Zaytun. Dengan cekatan santri berseragamkan Pandu/Panduwati Al-Zaytun dihias slayer warna merah­putih melambangkan bendera merah­putih, melayani tamu dan memberikan petunjuk teknis seperlunya berikut jadwal lengkap perayaan demi kenyamanan para tamu. Maklum, banyak tamu yang barn pertama kali berkesempatan melihat kemegahan Kampus Al-Zaytun yang dikelola secara modern, tetapi tetap bersemangatkan pondok pesantren. Tamu-tamu lainnya ada yang sudah berkali-kali tanpa bosan-bosannya mengunjungi Al­-Zaytun.

Ketika tiba di Wisma Tamu Al-Islah para tamu kembali disambut hangat oleh para eksponen Al-Zaytun. Memasuki pukul 20.00 atau menjelang malam tahun baru, masyarakat sekitar Kampus sudah berduyun-duyun berkumpul di Masjid Al-Hayat tempat acara temu ramah dengan masyarakat dilangsungkan. Ada yang datang sendiri-sendiri sebab rumahnya dekat­dekat sekitar Kampus. Ada pula yang dijemput oleh sejumlah truk pengangkut karena mereka berasal dari desa-desa lain di Kecamatan Gantar, Indramayu.

Turunnya hujan tak menyurutkan niat masyarakat bergembira bersama Syaykh menyambut tahun baru. Pembukaan acara perayaan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-qur'an oleh Ustadz Ziat Muhammad, dilanjutkan lantunan kalimat sahadat. Barulah kemudian Syaykh Al-Zaytun menyampaikan tausyiahnya, yang lantas membuat masyarakat merasa terhibur sebab bahasa tutur yang digunakan Syaykh beraneka macam bercampur­baur.

Syaykh pandai menyampaikan gagasan sampai-sampai tak satu pun warga yang terserang rasa kantuk. Berbagai persoalan aktual yang sedang dihadapi bangsa turut diselipkan Syaykh dalam pidato. Antara Syaykh yang tertawa terbahak-bahak, karena soal yang dikemukakan memang terasa lucu, dengan ajakan menyanyikan lagu-lagu patriotisme kebangsaan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, mengalir begitu saja silih berganti.

Salah satunya, Syaykh berpesan supaya masyarakat yang umumnya petani tidak boros menggunakan hasil panen padi mengingat pulau Jawa yang selama ini dikenal lumbung padi nasional sedang terendam banjir dan terkena tanah longsor. Kepada masyarakat dipesankan pula supaya waspada menghadapi musibah banjir yang sewaktu-waktu bisa datang melanda. Tausyiah Syaykh diakhiri dengan pembagian boboko kepada setiap warga yang hadir. Malam harinya diselenggarakan sejumlah kegiatan kesenian dan olahraga demi menyemarakkan malam tahun baru. Diselenggarakan pula bazaar tanaman hias dan aneka cinderamata.

Esoknya, pada pagi hari semua eksponen Al-Zaytun, guru, santri, dan tamu-tamu berkumpul di Masjid Rahmatan Lilalamin sebuah masjid terbesar Asia Tenggara yang berdiri kokoh dan didesain berusia hingga lima ratusan tahun. Masjid Rahmatan Lilalamin dibangun tujuh lantai hingga mampu menampung 15o ribu jemaah.
Di Masjid Rahmatan Lilalamin inilah Syaykh kembali menyampaikan tausiyah tahun barunya. Bedanya, para tamu terhormat yang hadir kali ini diperkenankan pula untuk menyampaikan pesan dan kesannya tentang Al-Zaytun.

Puncak perayaan Tahun Baru Hijriyah diakhiri dengan ketulusan para kaum muslimin dan muslimat dari berbagai penjuru Indonesia yang spontan naik ke mimbar upacara untuk memberikan sodakoh demi kelanjutan pembangunan pendidikan sistem satu pipa di Kampus Al-Zaytun.

Ketika pulang ke rumah masing­masing, para muslimin dan musimah yang rajin bersodakoh akan berbagai cerita dengan sesamanya betapa indah dan megahnya bertahun baru hijriyah di Kampus Al-Zaytun yang penuh kekaguman.
Nilai-nilai Kebangsaan

Dalam tausyiahnya, Syaykh menggaris-bawahi kondisi bangsa yang beraneka ragam dan dinamis namun "Tunggal Ika", membuktikan bahwa kelanjutan masa depan Indonesia sebagai bangsa akan terus bergulir. Hanya dengan sikap memandang keberagaman dalam harmonilah, Syaykh mengatakan, bangsa Indonesia akan dapat melampaui segala ramalan keretakan.

Karena itu Syaykh mengajak agar seluruh rakyat Indonesia jangan pernah memiliki rasa takut. Karena kita bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, jangan pernah mau diajak berperang sekalipun itu perang melawan kemiskinan. Tetapi, kembalikanlah semuanya kepada Tuhan. "Kita kembalikan semuanya pada ajaran Ilahi," tandasnya.

Syaykh mengatakan, setiap 1 Muharram para pemimpin terdahulu selalu mengadakan musyawarah untuk mendata berapa orang miskin, berapa yang kaya, berapa yang pintar atau kurang pintar. Kemudian dicarikan solusinya, maka itu dinamakan bulan suro. Mereka mengawali musyawarah berirama problem solving untuk keluar dari setiap permasalahan, bukan dengan kejutan-kejutan.

Sekarang, jika kita masih terus­menerus meributkan ini dan itu pasti tidak akan ada habis-habisnya. Sebab ada saja yang bisa dijadikan tema atau pemicu keributan. Tetapi, sebaiknya marilah menata Indonesia dengan pikiran sehat, otak cerdas, dan ilmu yang cukup.

Dengan pikiran sehat, otak cerdas, dan ilmu yang cukup itulah kata Syaykh kita menentang segala ramalan yang banyak muncul di zaman serba edan sekarang Mi. Salah satu ramalan itu menyebutkan konon, Indonesia tahun 2015 akan hancur lebur. Peramal beralasan siklus 7o tahunan dimana Sriwijaya hancur setelah umur 70 tahun, lalu siklus Majapahit umurnya cuma 70 tahun setelah itu tamat riwayatnya.

Syaykh menandaskan Indonesia bukan Sriwijaya, juga bukan Majapahit. Indonesia lahir dari sejarah yang sangat panjang dari Sabang sampai Merauke, sebagaimana bunyi lagu nasional kita "Dari Sabang Sampai Merauke". Tanah Air kita Indonesia, bukan Majapahit. Menjunjung Tanah Air, bukan Sriwijaya.

Indonesia yang kita junjung bukanlah Indonesia yang rambutnya putih semua, bukan yang perempuan semua, bukan yang Islam semua, bukan yang Jawa semua. "Tentu saja bukan itu," tegas Syaykh. Supaya ramalan tidak terjadi, Syaykh mengatakan Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika harus kita pertahankan. "Dengan apa saudara-saudara? Kita bukan kelompok yang optimistic, bukan. Juga tidak pesimistis. Tapi kelompok tahu dirilah," kata Syaykh, sebelum memberikan penjelasan bagaimana mempertahankan Indonesia.

Menurut Syaykh, bapak pendiri bangsa telah membangun jembatanyang dapat dilalui bersama, dan dilalui oleh siapa saja, dalam mempertahankan bangsa yaitu Pancasila atau lima dasar sebagai filosofi bangsa. Yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Filosofi bangsa dan negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa kata Syaykh harus dipertahankan. Lalu yang kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, disambung Persatuan Indonesia. Terus jembatan yang keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dan di penghujung tapak adalah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

"Itulah jembatan yang harus dilalui agar tidak menjadi apa yang diramalkan oleh orang, bahwa Indonesia akan hancur pada tahun 2015," kata Syaykh. Kelima jembatan emas oleh Syaykh dimaknai pula sebagai moral. Setelah otak sehat, pikiran sehat, dibekali moral, maka kelima jembatan emas harus di- manage dengan moral yang benar pula.
Dikatakan Syaykh, kita diberikan kebebasan untuk ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Faktanya, semua bangsa Indonesia memiliki Tuhan. Kita sebagai bangsa juga diminta bersatu dari adil sampai musyawarah, yang isinya adalah tauhid, tidak sirik, serta tidak memitoskan orang per orang. Syaykh mengatakan kita harus terus menghormati pemimpin. Siapa yang menghina, itu songkro namanya. Tetapi, pengertian menghormati pemimpin bukan berarti memitoskannya.

Kebebasan untuk menjalankan keimanan masing-masing menurut Syaykh merupakan jembatan emas yang terbukti menjadi pengikat Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Kita pernah membaca Piagam Madinah, dimana disebutkan seluruh bangsa yang berada di Madinah, dan dipimpin oleh Muhammad SAW, pada waktu itu dinyatakan bebas. Muhammad SAW mengajarkan satu hal saja, yaitu menjunjung tinggi Piagam Madinah. Dengan menjunjung Piagam Madinah, maka, bagi kaum Yahudi silahkan dengan Yahudimu, Nasrani silahkan dengan Nasranimu, yang utama kita pertahankan Madinah.

"Ideologi bangsa Indonesia itu juga begitu. Tidak ada masalah bila kamu mau pindah agama. Yang Nasrani, ya Nasranilah yang baik. Islam, ya Islamlah yang baik, Hindu, Hindulah yang baik. Satu, pertahankan Indonesia," kata Syaykh. Dengan mempertahankan Indonesia melalui jembatan emas lima dasar yang tertuang dalam Pancasila, Syaykh memastikan Indonesia tidak akan pernah bubar pada tahun 2015, walau pada saat itu Indonesia tepat berusia 70 tahun.

Memang tahun 2015 umur bangsa Indonesia 70 tahun. Dengan geramnya Syaykh mengatakan, enak saja orang itu mengait-ngaitkan Indonesia dengan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. "Maaf tamu-tamu kami yang dari luar negeri, kami sedang berbicara tentang Indonesia. Karena falsafah bangsa Indonesia diterapkan di Indonesia, bukan di Malaysia, bukan di Singapura, Thailand dan Jepang. Lima sila Indone­sia tadi diterapkan di Indonesia. Mengapa Indonesia menerima, karena dari sila pertama sampai kelima tidak ada yang menentang agama. Baik Nasrani, Islam, Yahudi sama seperti kaum muslim menerima Piagam Madinah. Padahal yang lain-lain diberikan kebebasan, ya, bebas beragama," ucap Syaykh.

Tetapi, kalau bangsa Indonesia tidak menerima sila pertama hingga sila kelima, tidak sebagaimana kaum muslim menerima Piagam Madinah, maka ramalan orang itu tidak batal melainkan akan terjadi. Itu sebab seluruh bangsa Indonesia perlu camkan, dengan pikiran yang sehat, serta moralitas yang tinggi, jangan pernah mau berpisah dengan nilai-nilai agama.

Apabila masih ada yang mau mengikuti ramalan, dan masih tidak yakin Indonesia tidak bubar pada tahun 2015, sekalipun sudah diajak Syaykh untuk mempertahankan jembatan emas, akhirnya Syaykh mempersilakan untuk ikuti saja Sriwijaya yang sudah tidak ada itu, bahkan yang peninggalannya pun sudah tidak ada. "Jangan-jangan sama Tuhannya pun sudah tidak ketemu dia," kata Syaykh, menuding orang yang masih percaya pada ramalan peramal palsu.
Global Education

Syaykh menegaskan bangsa ini dari Sabang sampai Merauke isinya bermacam-macam, setelah digabung menjadi satu namanya Indonesia. Persoalannya, sudah majukah Indonesia itu atau belum. Jawabannya adalah, inilah proses berbangsa dan bernegara. Perjalanan bangsa Indonesia sama dengan Amerika yang menjadi negara demokrasi. Hari ini kita bisa begitu menikmati perjalanan calon-calon presidennya.

Ini semua, kata Syaykh, bukanlah hal yang mendadak dan serba instan. Perjalanan sejarah Amerika sudah panjang terlewati. Amerika pernah mencatat perang saudara, sebuah catatan hitam sejarah pendahulu mereka. "Makanya, kita jangan terus terjebak perang saudara. Perang saudara itu sudah ketinggalan zaman. Kita mendengar Amerika itu tidak bisa menyatukan kulit putih dengan kulit hitam,"kata Syaykh.

Menurut Syaykh, yang perlu kita sambut dari calon presiden dari Partai Demokrat persis dengan pesan rahmatan lil alamin. Calon presiden itu mengatakan mari kita bangun Amerika, negara kita masa depan. Mari kita bangun dunia, bangun negara, bangun budaya.

Karena ada sedikit hubungan negara, ibaratnya (Barack) Obama pernah minum air Jakarta, sedikit-dikit Al­-Zaytun juga punya misi membangun negara, membangun dunia. "Melalui Barack Obama misi kita dibawa."
Berdasarkan misi Al-Zaytun membangun negara dan dunia, Syaykh mengajak seluruh hadirin supaya sama-­sama menciptakan global education (pendidikan berwawasan global). Global education menurut Syaykh syarat pertama adalah menata global thinking (cara berpikir harus global), lalu diterapkan di tingkat lokal yang paling kecil sekalipun.
"Seperti kita di sini. Al-Zaytun mencoba global thinking meskipun diterapkan di lokal yang kecil, itu temyata terasa indah dan cerdas."

Syarat kedua adalah global solidarity, membangun rasa solidaritas antar bangsa. Memecahkan masalah tidak boleh dengan emosional tapi berlandaskan pemikiran sehat, moral yang tinggi, dimana tidak terlepas dari moral-moral agama. Barulah kemudian menata tatanan antarbangsa dengan lingkungan yang indah.

Global education yang mensyaratkan global thinking, global solidarity, dan tatanan antarbangsa, Syaykh lalu berpesan agar semua hadirin sepulang dari Al-Zaytun berkenan menanam "payung Indonesia" minimal sepuluh batang kayu. Tujuannya supaya sebelum panas tiba kita sudah sedia payung, atau biar hujan turunpun sudah ada pohon yang memanyungi.

"Sebelum hujan sediakan waduk, sebelum panas sediakan payung. Payungnya jangan ditenteng, nanti cepat rusak," kata Syaykh, yang menggagas pendirian "Hutan Kota" di setiap kota di Indonesia untuk mengurangi dampak pemanasan global.

Gagasan pendirian "Hutan Kota" bukan tanpa bukti atau model. Sejak tahun 1999 atau selama delapan tahun pertama berdiri, Al-Zaytun membangun Kampus dengan segenap hati sehingga pada saat sekarang apapun yang dibangun tetap dapat berdiri tegap. Tidak ada pohon atau bangunan yang roboh seperti di Jakarta.

"Di Jakarta itu ada yang bilang kapok menanam pohon angsana. Lho, pohon angsana itu begitu indah, apalagi kalau pohonnya bergoyang seperti bergoyang tari topeng. Kok kapok? Mungkin, lantaran pohon angsananya tidak pernah diajak bergaul. Istilahnya, roboh baru ditumpahin. Maka sekarang dipotong dulu sisakan sepuluh meter nanti dia mengayomi alam semesta ini. Insya Allah," kata Syaykh, membagi pengalaman mendirikan kerindangan pohon di sekeliling Al-Zaytun.

Untuk memperkuat ide pendirian "Hutan Kota" di seluruh kota di Indone­sia, Syaykh memberikan contoh bagaimana orang-orang tua kita terdahulu bahkan sejak zaman Nabi Adam pun sudah menanam pohon. Kayu yang ditanam besar-besar.

Para pendahulu kita yang telah menanam pohon-pohon, lalu kita datang dan menggergaji semuanya. Setelah digergaji dijadikan kue, dijadikan nasi, dijadikan uang dan segala macam­-macam. "Kita sekarang menanam sebanyak-banyaknya untuk generasi Indonesia yang akan datang. Dan itulah yang namanya "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia raya, lagu kita seperti lagu wajib saja," kata Syaykh.

Membangun "Hutan Kota" tidaklah sulit. Sama seperti mengatur negara itu enteng-enteng saja, tapi harus tetap serius. Dengan kerendahan hati, Syaykh mengajak kita menghadapi Indonesia dengan tahu diri, dan mendidik generasi dengan global education. Kita kerahkan mulai dari lokal yang paling kecil, seperti sebuah desa yang sempit, atau ditempat yang paling tidak dikenal oleh orang besar, atau seperti Al-Zaytun. Namun nantinya dari tempat terpencil Kampus Al-Zaytun pengaruhnya akan mengglobal karena takdirnya takdir lil alamin.

"Sekarang, apakah masih takut kalau Indonesia diramal akan bubar pada tahun 2015 nanti?" tanya Syaykh, sekali lagi untuk meyakinkan hadirin masa depan bangsa yang akan kuat. Syaykh mengatakan di Indonesia terdapat banyak agama. Pertahankanlah Indone­sia dengan etos Indonesia, sebuah etos yang tercermin dalam filosofi negara dan ideologi sekarang yaitu Pancasila. "Mari kita lewati jembatan itu, mari masuk dan berkiprah bersama-sama. Insya Allah, zaman edan ini akan segera selesai," tuturnya.
Mengayuh Hidup

Syaykh memaknai Tahun Baru Hijriah 1429 sebagai tahun baru komariah. Inilah tahun baru milik semua. Di pembuka tahun baru hijriyah Syaykh menyebutkan ada satu olahraga baru yang mulai dibuka di Al-Zaytun, setelah sebelumnya bermacam-macam jenis olahraga berhasil dipopulerkan seperti sepakbola, atletik, softbol, bolavoli dan lain-lain.
"Sekarang giliran olahraga sepeda sehat. Dinamakan ASSA, karena "asa" itu artinya nyali. Jadi putus "asa" berarti putus nyali. Maka kita namakan kegiatan sehat ini sebagai "Asosiasi Sepeda Sport Al-Zaytun" disingkat ASSA. Hari ini kita resmikan," kata Syaykh.

Setiap olahraga yang diberlakukan secara resmi di Al-Zaytun memiliki bendera masing-masing, terlebih olahraga yang sudah lama berdiri. Lalu, bendera ASSA? "Ini benderanya kuning. Karena kuning itu emas, roda berjalan di emas. Kalau kita berjalan di jalan berwarna kuning itu menandakan rakyat sejahtera. Kalau emas kita kantongin itu kaya raya. Kalau emas kita taruh di telinga akan menambah cantik rupa," kata Syaykh. Warna emas menjadi warna resmi bendera ASSA karena Al­-Zaytun sangat ingin memiliki lambang yang memaknakan kekuatan raksasa. Kemudian di dalamnya masih ada warna merah, putih, hijau. Tentu saja, dengan tidak menyinggung bendera-bendara yang tidak kuning.

"Ini simbol huruf ASSA, kemudian roda di dalam roda menggelinding naik ke atas menandakan punya nyali yang tinggi dan punya kecepatan yang tinggi. Siapa pun yang mau ikut menjadi anggota pasti diterima tanpa syarat. Kecuali mendaftar, harus bayar uang iuran tiap bulan. Kita ambil sepeda Giant saja yang dipakai di banyak negara di dunia," kata Syaykh, merencanakan akan melakukan gerakan pertama berkeliling sepeda sepanjang pulau Jawa pada tanggal 1 Juni 2008. Hebatnya lagi, keliling sepeda pulau Jawa dilakukan sambil menanam pohon di setiap kota pemberhentian demi mewujudkan gagasan pendirian "Hutan Kota". Menanam pohon sebagai wujud pengorbanan menyelamatkan bumi dari ancaman kehancuran.

"Kita akan tanam lagi. Kita akan tanam pohon mahoni dan jenis pohon lainnya. Syaratnya tanaman itu sudah satu meter supaya jangan takut kena global warning. Sanggupkah kita memelihara? Sanggup, tinggal buktikan saja," kata Syaykh mengakhiri pidatonya dengan tangkas.

Pemimpin Masa Depan

Sejumlah undangan kehormatan datang mewarnai kemeriahan perayaan 1 Muharram 1429 H Al-Zaytun. H. Rosidi yang mewakili Kepala Kantor Depag Wilayah Provinsi Jabar menyatakan rasa bangsa dan bahagia sejak berdirinya Al-Zaytun. "Sekalipun ini adanya di Indramayu, tapi alhamdulillah membawa nama baik, nama harum bangsa Indonesia," katanya. Dia juga melaporkan bahwa MTs yang ada di Al-Zaytun dapat dibanggakan, karena berada di tingkat pertama di Provinsi Jabar.

Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal Depdiknas Dr Ace Suryadi dalam sambutannya mengatakan bahwa apa yang terjadi di Ma'had Al-Zaytun ini adalah seperti yang dipikirkan oleh para pemikir pendidikan sejak jaman dulu. "Saya melihat dan setiap saat saya ingin belajar apa yang terpikirkan oleh filsafat pendidikan modern itu terjadi di sini. Itu terjadi karena ada kesungguhan dari seluruh jajaran di bawah pimpinan Syaykh Panji Gumilang, bahwa sistem pendidikan ini berlaku sistem pendidikan sepanjang hayat," kata Ace Suryadi.

Menurutnya, banyak yang sudah dilaksanakan di Al-Zaytun, sebagian besar cocok sekali dengan komponen pendidikan yang sedang dia lakukan di Depdiknas sekarang yaitu pendidikan non formal dan pendidikan informal. Maka, Ace menyatakan keinginannya untuk lebih jauh lagi bekerja sama denga Al-Zaytun. "Kalau kita jadikan Ma'had Al-Zaytun ini sebagai tempat menimba ilmu-ilmu, tempat melakukan riset, tempat melakukan perkembangan berbagai model pendidikan nonformal, dan kami siap untuk melakukan bekerjasama," tegasnya.

Menurut Ace, kalau kita sudah punya model pendidikan nonformal yang sudah betul-betul berjalan, kami bermaksud akan menyebarkan kepada seluruh pesantren di Indonesia. "Saya kira ini adalah salah satu terobosan. Kalau kita bergerak di dunia pesantren, kita bergerak di seluruh wilayah Indonesia, khususnya dunia Islam," ujar Ace.

Dia pun menyebut beberapa hal yang baik untuk kita contoh, untuk kita belajar dari Ma'had Al-Zaytun. Misalnya di dunia pendidikan pertanian pangan, pendidikan peternakan, pendidikan kepribadian, pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan itu sudah terjadi di Ma'had Al-Zaytun. "Kami ingin mengambil pengalaman ini untuk dijadikan sebagai pilot dan disebarkan secara merata ke semakin banyak pesantren di Indonesia ini," kata Ace Suryadi.

Ketua Dewan Koperasi Indonesia Adi Sasono dalam sambutannya menyatakan alangkah indahnya hari ini di Ma'had Al-Zaytun dalam menyambut tahun baru hijriyah. "Di sini kita merasakan optimisme, kita merasakan harapan masa depan bagi umat dan bangsa Indonesia," kata Adi Sasono.

Adi Sasono mengemukakan negara­-negara yang berada di dunia ini dibagi dalam empat golongan. Kesatu, ada negara kaya raya sumber daya alamnya tapi rakyatnya kaya raya juga, contoh Amerika Serikat, Australia. Kedua, ada negara miskin sumber daya alam rakyatnya kaya raya, contoh Jepang Korea, Taiwan. Ketiga, ada negara miskin sumber alam, rakyatnya juga miskin, contoh itu seperti Bangladesh, negara Afrika miskin sumber daya alam dan rakyatnya juga ikut miskin. Keempat, ada negara kaya akan sumber daya alam tapi banyak orang miskin, itu adalah republik mimpi.

Kemudian dia mengungkapkan, janji para pemimpin RI sewaktu merdeka adalah untuk menyusun ekonomi Indonesia berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dia pun bangga karena koperasi di Ma'had Al-Zaytun juga berkembang. Adi Sasono mengungkapkan anggota koperasi sekarang sudah mencapai 35 juta orang, hampir sepuluh kali lipat penduduk Singapura. Koperasi juga dibantu oleh pemerintah walaupun hanya sedikit saja. Sebagian besar koperasi hidup sendiri.

Dia menyebut kunci keberhasilan koperasi adalah kejujuran. "Kita hijrah dari sifat amanah, kalau koperasi dipegang orang jujur, orang akan menaroh uang. Di Singapura, itu kalau melihat pedagang eceran 6o persen dikuasai oleh koperasi," katanya.

Wakil Ketua MPR RI Aksa Mahmud dalam sambutannya mengemukakan bahwa dia merasa bangga di Ma'had Al­-Zaytun karena rasanya sudah tercapai cita-cita pendidikan nasional bila kita berada di kompleks ini. Dia berharap ke depan bangsa ini mempunyai pendidikan agama yang akan melahirkan budi pekerti, etika moral dan akan melahirkan ketakwaan yang baik. "Apabila pemimpin kita ke depan sudah lahir pada anak bangsa yang memiliki pendidikan yang baik, maka saya yakin pemberantasan korupsi akan berkurang," katanya.

"Oleh karena itu, kepada para bapak/ ibu yang telah mendidik anaknya di pesantren Ma'had Al-Zaytun ini, saya merasa dan bapak/ibu merasa bangga, bahwa ke depan Ma'had Al-Zaytun ini akan mendapat kesempatan, mengatur dan memimpin bangsa ini. Bangsa ini sangat merindukan pemimpinnya yang mempunyai akhlak, mempunyai budi pekerti," kata Aksa Mahmud.

Oleh karena itulah, Aksa Mahmud berharap Ma'had Al-Zaytun ini jangan hanya di Indramayu. "Mungkin Syaykh sudah berpikir ke depan agar tiap pulau yang besar seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya akan ada cabang-cabang Ma'had Al-Zaytun," harap putra Sulsel itu.

Aksa mengemukakan perlu ada perubahan terhadap pendidikan santri, terutama yang masih menganut pendidikan santri konvensional. Dalam kaitan ini, Aksa mengungkapkan banyak tantangan yang dihadapi Ma'had Al-Zaytun. "Tidak sedikit orang menganut pikiran negatif terhadap Ma'had Al-Zaytun, dan saya selalu berbicara inilah yang tidak benar. Bahwa justru cita-cita kita sebagai umat Islam perlu meneladani, perlu mencontoh, perlu menyeragamkan seluruh santri Indonesia sama dengan standar yang ada di Ma'had Al-Zaytun ini," kata Aksa.

Hal ini dikemukakannya, karena Ma'had Al-Zaytun tidak hanya mencetak ustadz, tapi berdasarkan penglihatannya dan yang diterangkan oleh Syaykh bahwa seluruh ilmu akan ada di sini. Anak-anak kita mempunyai IQ, jarang santri bisa berkomunikasi dengan dunia luar, tetapi di Ma'had Al-Zaytun ini anak-anak sudah memiliki seperti itu.

Oleh karena itu, kata Aksa Mahmud, dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Ma'had Al-Zaytun, barangkali anak-anak kita di kompleks Ma'had Al­Zaytun ini sudah bisa bermain di pasar modal.

Menurutnya, orang yang cepat kaya sekarang ini adalah orang yang cepat memiliki kekuatan ekonomi yang bermain di pasar modal. "Kenapa? Seperti yang saya katakan tadi, bahwa pasar modal tempat perputaran uang yang begitu cepat, tiap hari berputar. Berarti berapa hari kerja itu hari perputaran uang. Dan secara teori ekonomi bahwa semakin cepat uang berputar makin cepat eksis pertumbuhannya. Oleh karena itu, orang yang bermain di pasar modal, tentu adalah orang-orang yang mempunyai pertumbuhan kehidupan dan ekonomi serta usaha akan lebih cepat. Harapan saya kepada anak-anak yang menekuni IT di Ma'had Al-Zaytun ini akan menjadi usahawan-usahawan yang unggul dan mempunyai peringkat­peringkat nasional ini," ujar Aksa Mahmud.

"Sewaktu saya dibawa meninjau IT, saya yakin bahwa di sinilah akan lahir para pemuka-pemuka bangsa ini, karena hanya dengan menguasai IT akan lahirlah pengusaha yang handal, seperti yang dikatakan bapak Adi Sasoni tadi, bahwa kekayaan alam kita ini, kita terlalu sedikit menikmati, justru orang luarlah yang menikmati kekayaan alam kita," ujarnya.

Menurut Aksa, kita adalah salah satunya negara yang mempunyai kekayaan yang terlalu besar, isi dari perut bumi yang terlalu banyak, tetapi kita masih tergolong orang dan negara yang miskin. Masih dalam kategori masyarakat bawah, padahal sekarang pada fase ini semua negara yang memiliki kekayaan alam perut buminya itu akan menjadi negara kaya. "Harapan saya, bahwa dengan belajar yang baik dengan landasan agama yang baik maka kita akan mempunyai keunggulan dan kita akan menghantar bangsa kita menjadi bangsa yang besar, bangsa yang bermoral, berakhlak dan mempunyai kemajuan ekonomi yang unggul dan handal," harap Aksa Mahmud, pendiri perusahaan Bosowa Grup.

Sumber : Majalah Berita Indonesia – Edisi 54, Januari 2008

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Mohon Izin menggunakan artikel berita yang termuat diseluruh blog ini. Demi kemajuan bangsa ini.

9:32 AM  
Anonymous Anonymous said...

Silahkan. Untuk itulah blog ini dibuat sebagai satu kepustakaan online, bahan rujukan dan inspirasi bagi semua orang yang peduli akan nasib bangsa ini. Mari bersama kita membangun dan memperbaiki bangsa ini. Kita sempurnakan yang belum sempurna, dan kita lebih tingkatkan yang telah baik. Mari bersama membangun Indonesia Raya.

6:13 AM  
Anonymous Anonymous said...

tolong dibuat poster fhoto al zaytun dong dan kaosnya !!!!......
biar kita-kita pada mau beli agar bisa dijual bebas.

7:24 PM  

Post a Comment

<< Home